Tabungan untuk masa depan yang tidak terpengaruh oleh inflasi salah satunya yaitu investasi di reksadana. Investasi di sektor ini mulai dilirik oleh kaum millennial.
Dengan bantuan teknologi digital sekarang invetasi di reksadana cukup mudah. Dengan download aplikasi mobile dan registrasi secara online anda sudah bisa melakukan invesatsi di reksadana. Namun peprlu diingat investasi di sektor ini merupakan salah satu investasi yang sifatnya liquid.
Sebelum terjun ke investasi reksadana tidak salahnya anda mempelajari tentang reksadana. Dibawah ini beberapa hal yang perlu anda perhatikan ketika memilih reksadana sebagai ladang investasi untuk masa depan
A. Biaya
Biaya pengelolaan sering menjadi pertimbangan setelah kinerja. Namun
perlu diingatkan kembali bahwa kinerja Reksadana yang diketahui melalui
naik-turunnya Nilai Aktiva Bersih (NAB) per Unit sudah termasuk biaya-biaya pengelolaan, namun
diluar biaya pembelian (selling fee) atau biaya penjualan kembali
(redemption fee).
Biaya pengelolaan paling besar umumnya diterapkan untuk Reksadana
Saham dan paling kecil umumnya diterapkan pada Reksadana Pasar Uang.
Biaya pengelolaan Reksadana Pendapatan Tetap dan Reksadana Campuran
umumnya berada di antara biaya pengelolaan Reksadana Saham dan Reksadana
Pendapatan Tetap.
Biaya pengelolaan yang terlalu kecil jelas tidak
sehat, kecuali jika total dana yang telah dikelolanya cukup besar,
karena bagaimanapun juga biaya tersebut adalah salah satu sumber
penghasilan Manajer Investasi. Akan tetapi, jika terlalu besar juga bisa
menjadi bumerang bagi Manajer Investasi karena akan mengurangi kinerja
atau hasil investasi yang dapat diberikan kepada investor.
B. Tinggi Rendahnya NAB/Unit
Tanpa adanya informasi lain, mana yang kita pilih : Reksadana dengan
harga per Unit Rp 850,- atau Reksadana dengan harga per Unit Rp 1.450,-.
Banyak investor yang beranggapan bahwa memilih Reksadana yang mempunyai
harga per Unit lebih murah adalah lebih menguntungkan dibanding jika
memilih Reksadana yang harga per Unit nya lebih tinggi.
Pernyataan ini
belum tentu benar. Yang perlu dipertimbangkan bukanlah murah atau
mahalnya harga per unit, namun prospek dari instrumen dalam portofolio
Reksadana yang bersangkutan yang akan menghasilkan kenaikan harga per
unitnya.
Harga per unit tidak secara langsung mencerminkan baik buruknya
kinerja yang akan dihasilkan pada masa depan. Oleh karena itu, jangan
hanya melihat murah mahalnya suatu Reksadana, namun perlu
mempertimbangkan kinerja historis sejak Reksadana tersebut diluncurkan
serta segi lainnya.
C. Besarnya Aset yang Dikelola dalam Reksadana
Semakin besarnya jumlah aset yang dikumpulkan sebuah Reksadana,
seharusnya akan memberikan fleksibilitas yang lebih tinggi pada
Reksadana tersebut dalam memberikan pelayanan terbaik kepada nasabahnya.
Semakin besar aset akan semakin memudahkan terciptanya economies of
scale yang dapat berdampak pada penurunan biaya-biaya yang dibebankan
kepada nasabah secara tidak langsung seperti biaya manajemen, biaya
kustodian, biaya transaksi dan biaya lain-lainnya.
Juga biaya yang
bersifat tetap seperti biaya auditor, dengan makin besarnya dana yang
dikelola secara persentase akan juga menurun. Hal ini berdampak positif
kepada kinerja atau hasil investasi yang dapat diberikan kepada
investor.
Khususnya untuk Reksadana Pasar Uang, economies of scale dari
segi total dana yang dikelola akan meningkatkan bargaining power dalam
bernegosiasi dalam penempatan deposito atau transaksi efek hutang
lainnya.
Namun Reksadana dengan jumlah dana yang kecil belum tentu menjadi
tidak menarik. Karena mungkin saja Reksadana seperti ini memberikan
kinerja yang tidak kalah menariknya daripada Reksadana dengan aset yang
besar.
Jika kita tertarik dengan kinerja Reksadana dengan aset yang
kecil, hal pertama yang harus diperiksa adalah apakah Manajer Investasi
pengelolanya mengelola Reksadana lain atau portofolio lain dengan jumlah
dana yang cukup besar? Jika keseluruhan dana yang dikelolanya juga
terbatas dan tidak ada perkembangan dari tahun ke tahun, kita perlu
hati-hati.
D. Laporan Investasi
Informasi mengenai portofolio investasi bagi investor dapat diperoleh
melalui pembaharuan prospektus, yang berisi laporan keuangan yang
diaudit oleh Akuntan Publik setiap 6 bulan sekali (semester).
Pembaharuan prospektus ini umumnya baru akan diterima oleh investor
kurang lebih setelah 1 hingga 3 bulan dari akhir semester, karena perlu
waktu untuk proses audit dan percetakan pembaharuan prospektus.
Beberapa
Manajer Investasi menerbitkan laporan singkat triwulan (3 bulanan)
mengenai kinerja, kondisi pasar serta penempatan investasi yang telah
dilakukan. Laporan triwulan ini cukup informatif baik bagi investor baru
yang sedang memilih Reksadana maupun bagi investor yang sudah melakukan
penempatan untuk kebutuhan monitoring.
E. Komunikasi Dengan Manajer Investasi
Sebelum memutuskan untuk memilih Reksadana, sangat disarankan untuk
melakukan komunikasi dengan staff Manajer Investasi. Kita dapat bertanya
hal-hal yang belum benar-benar kita mengerti. Kita juga dapat mulai
menilai bagaimana kualitas penjelasan serta pelayanan mereka.
Tidak ada
salahnya jika juga berkunjung ke kantor Manajer Investasi dan melihat
secara fisik kantor dan staffnya untuk lebih merasa aman, bahwa kita
akan menunjuk suatu institusi yang kita percayai.
Terkahir yang perlu anda ingat investasi di reksadana sangat liquid banya faktor yang bisa mempengaruhi apakah anda bisa untung atau rugi. Oleh karena itu untuk meminimalisir kerugian pelajari dan bila perlu tanya ke mereka yang sudah berpengalaman bagaimana cara berinvestasi reksadana yang benar yang mendatangkan profit.